CARI

Monday, August 15, 2011

Askep Gonore


PENGERTIAN
Gonorhea adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea yang penularannya melalui hubungan kelamin baik melalui genito-genital, oro-genital, ano-genital. Penyakit ini menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan konjungtiva.
PENYEBARAN
Gonore dapat menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lain terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga menyebabkan nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.
ETIOLOGI
Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea yang bersifat patogen.
Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang pada wanita yang belum pubertas.



MANIFESTASI KLINIS
Pada pria:
a. Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi
b. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian diikuti nyeri ketika berkemih
c. Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lendir mukoid dari uretra
d. Retensi urin akibat inflamasi prostat
e. Keluarnya nanah dari penis.
Pada wanita:
a. Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
b. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan (asimtomatis)
c. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih
d. Nyeri ketika berkemih
e. Keluarnya cairan dari vagina
f. Demam
g. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual
h. Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubunga seks melalui anus, dapat menderita gonore di rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan pembantu yang terdiri atas 5 tahap, yaitu:
1. Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokus gram negatif, intraseluler dan ekstraseluler, leukosit polimorfonuklear.
2. Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan kultur. Menggunakan media transport dan media pertumbuhan.
3. Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan bereaksi positif), tes fermentasi (kuman gonokokus hanya meragikan glukosa)
4. Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warna kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta laktamase
5. Tes Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua gelas. Tes ini digunakan untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung.
KOMPLIKASI
Komplikasi pada pria:
• Prostatitis
• Cowperitis
• Vesikulitis seminalis
• Epididimitis
• Cystitis dan infeksi traktus urinarius superior
Komplikasi pada wanita:
• Komplikasi uretra
• Bartholinitus
• Endometritis dan metritis
• Salphingitis
PENGOBATAN
Medikamentosa
a. Walaupun semua gonokokus sebelumnya sangansensitif terhadap penicilin, banyak ‘strain’ yang sekarang relatif resisten. Terapi penicillin, amoksisilin, dan tetrasiklin masih tetap merupakan pengobatan pilihan.
b. Untuk sebagian besar infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr probonesid per- oral sebelum penyuntikan penicillin merupakan pengobatan yang memadai.
c. Spectinomycin berguna untuk penyakit gonokokus yang resisten dan penderita yang peka terhadap penicillin. Dosis: 2 gr IM untuk pria dan 4 gr untuk wanita.
d. Pengobatan jangka panjang diperlukan untuk endokarditis dan meningitis gonokokus.

Non-medikamentosa
a. Memberikan pendidikan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
b. Bahaya penyakit menular seksual
c. Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
d. Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya
e. Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat dihindari.
f. Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b.d si infeksi
Tujuan : menghilang nyeri
Intervensi :
a. Kaji tingkat skala nyeri
b. Alihakan perhatian untuk mengurangi nyeri
c.

2.
3. Intervensi:
4. a) Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi.
5. b) Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif.
6. c) Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri
d) Berikan DUKUNGAN terhadap klien dan keluarga
7. e) Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien terhadap ketidaknyamanan (ex.: temperatur ruangan, penyinaran, dll)
8. f) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologik (ex.: relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi, aplikasi panas-dingin, massage, TENS, hipnotis, terapi aktivitas)
9. g) Berikan analgesik sesuai anjuran
10. h) Tingkatkan tidur atau istirahat yang cukup
11. i) Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan.
12. • Hipertermi b.d reaksi inflamasi
13. Tujuan:
14. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
15. - Suhu dalam rentang normal
16. - Nadi dan RR dalam rentang normal
17. - Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
18. Intervensi:
19. a) Monitor vital sign
20. b) Monitor suhu minimal 2 jam
21. c) Monitor warna kulit
22. d) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
23. e) Selimuti klien untuk mencegah hilangnya panas tubuh
24. f) Kompres klien pada lipat paha dan aksila
25. g) Berikan antipiretik bila perlu
26. • Perubahan pola eliminasi urin b.d proses inflamasi
27. Tujuan:
28. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
29. - Urin akan menjadi kontinens
30. - Eliminasi urin tidak akan terganggu: bau, jumlah, warna urin dalam rentang yang diharapkan dan pengeluaran urin tanpa disertai nyeri
31. Intervensi:
32. a) Pantau eliminasi urin meliputi: frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan warna dengan tepat
33. b) Rujuk pada ahli urologi bila penyebab akut ditemukan
34. • Cemas b.d penyakit
35. Tujuan:
36. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
37. - Tidak ada tanda-tanda kecemasan
38. - Melaporkan penurunan durasi dan episode cemas
39. - Melaporkan pemenuhan kebutuhan tidur adekuat
40. - Menunjukkan fleksibilitas peran
41. Intervensi:
42. a) Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (takikardi, takipneu, ekspresi cemas non verbal)
43. b) Temani klien untuk mendukung kecemasan dan rasa takut
44. c) Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
45. d) Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepat
46. e) Sediakan informasi aktual tentang diagnosa, penanganan, dan prognosis
47. • Risiko penularan b.d kurang pengetahuan tentang sifat menular dari penyakit
48. Tujuan:
49. Dapat meminimalkan terjadinya penularan penyakit pada orang lain
50. Intervensi:
51. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
52. - Bahaya penyakit menular
53. - Pentingnya memetuhi pengobatan yang diberikan
54. - Jelaskan cara penularan PMS dan perlunya untuk setia pada pasangan
55. - Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat menghindarinya.
56. • Harga diri rendah b.d penyakit
57. Tujuan:
58. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan mengekspresikan pandangan positif untuk masa depan dan memulai kembali tingkatan fungsi sebelumnya dengan indikator:
59. - Mengindentifikasi aspek-aspek positif diri
60. - Menganalisis perilaku sendiri dan konsekuensinya
61. - Mengidentifikasi cara-cara menggunakan kontrol dan mempengaruhi hasil
62. Intervensi:
63. a) Bantu individu dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan
64. b) Dorong klien untuk membayangkan masa depan dan hasil positif dari kehidupan
65. c) Perkuat kemampuan dan karakter positif (misal: hobi, keterampilan, penampilan, pekerjaan)
66. d) Bantu klien menerima perasaan positif dan negatif
67. e) Bantu dalam mengidentifikasi tanggung jawab sendiri dan kontrol situasi
68. I. BIBLIOGRAFI

No comments:

Post a Comment