
Sebagaimana dilaporkan oleh The Guardian pada hari Senin (12/5), Professor Michael Wooldridge dari Universitas Oxford mengungkapkan bahwa mesin Enigma tidak akan sanggup menangkal kemampuan analisis statistik serta perhitungan yang ada saat ini.
"Enigma tidak akan bertahan melawan perhitungan dan statistika modern," katanya.
Alat Bomba dan Petualangan Tim Turing
Pada awalnya, para pakar di Polandia sukses menyelesaikan kode versi perdana dari Enigma pada dekade 1930.
Akan tetapi, perbaikan sistem keamanan yang dilakukan Jerman menyebabkan Alan Turing dan kelompoknya di Bletchley Park harus menciptakan alat khusus dengan nama bombe. Alat ini dapat mendekripsi dua pesan dalam waktu satu menit pada tahun 1943.
Dr Mustafa A Mustapa dari Universitas Manchester menyebutkan bahwa kekurangan utama Enigma adalah tidak adanya huruf yang bisa menggantikan dirinya sendiri.
"Serangan brute force itu, yang mencoba setiap kombinasi yang berbeda," ujarnya.
AI dan Virtualisasi Server Mengubah Aturan Permainan
Wooldridge menyatakan bahwa AI seperti ChatGPT dapat meniru logika mesin bombe dalam format program biasa.
Dengan kecepatan komputer modern, proses yang dahulu sangat melelahkan kini bisa dilakukan dalam waktu sangat singkat.
Para peneliti lain justru telah mengungkap kode Enigma hanya dalam waktu 13 menit menggunakan dukungan dari 2.000 server virtual serta sistem kecerdasan buatan yang diprogram untuk belajar bahasa Jerman melalui cerita-cerita Grimm.
Algoritma Kontemporer Seperti RSA Tetap Handal
Tidak sama dengan Enigma, sistem enkripsi kontemporer seperti Rivest-Shamir-Adleman (RSA) masih dianggap kuat.
"Hal utamanya adalah untuk memfaktorkan angka yang sangat besar. Pendekatan brute force tidakakan efektif dalam kasus ini," jelas Wooldridge.
Namun, ia juga memperingatkan bahwa munculnya komputer kuantum di masa depan bisa mengubah lanskap keamanan data global secara drastis.
0 Komentar