CARI

Tuesday, February 26, 2019

Kompres Hangat dan Dingin


Kompres adalah salah satu cara menurunkan panas yang pasti sudah tidak asing lagi bagi Anda sekeluarga. Namun melakukan kompres ternyata tidak semudah yang terlihat. Memilih jenis kompres untuk menangani demam atau pun kondisi lain, seperti cedera, tidak bisa sembarangan.
Pakar kesehatan menyebutkan bahwa dengan melakukan kompres hangat, maka kita akan membuat pembuluh darah melebar sehingga aliran darah dan oksigen akan lebih banyak mencapai bagian yang terasa sakit. Hal ini juga akan membuat otot-otot menjadi lebih rileks dan mengurangi rasa nyeri. Kompres hangat juga diyakini mampu menurunkan tubuh yang terasa kaku sehingga membuat bagian tubuh yang sebelumnya nyeri dan sulit untuk digerakkan menjadi lebih nyaman.
Jenis-jenis Kompres
Kompres terdapat dua jenis, yaitu kompres panas (hangat) dan kompres dingin. Kompres panas juga terbagi menjadi dua jenis kompres untuk keadaan yang berbeda, dengan aturan pakai yang berbeda pula. Begitu juga dengan kompres dingin.

Kompres panas
Kompres panas, atau biasannya disebut kompres hangat, bisa meningkatkan sirkulasi dan aliran darah pada area yang sakit, sehingga membantu meredakan rasa sakit yang ditimbulkan. Kompres ini juga mampu mengembalikan kelenturan otot dan jaringan tubuh yang mengalami cedera. Ada dua jenis kompres panas, yaitu:
  1. Panas kering
    Kompres jenis ini lebih mudah dilakukan. Contoh kompres panas kering yang biasa dilakukan yaitu bantal pemanas dan sauna.
  2. Panas lembap
    Kompres ini lebih efektif jika dibandingkan dengan kompres panas kering, yaitu dengan menggunakan handuk yang direndam bukan dengan air mendidih melainkan air hangat, atau dengan cara mandi air hangat.
Kompres panas bisa diberikan pada bagian tubuh tertentu saja atau di seluruh tubuh. Untuk aplikasi terapi panas di seluruh tubuh, Anda bisa mencoba sauna atau mandi air hangat. Jangan gunakan kompres panas pada luka yang terbuka dan area yang memar atau membengkak. Penderita penyakit jantung dan pembuluh darah, darah tinggi, diabetes, dermatitis, Trombosis vena dalam (DVT), dan multiple sklerosis harus berkonsultasi pada dokter terlebih dahulu sebelum melakukan terapi kompres panas.

Kompres dingin
Kompres jenis ini dapat mengurangi aliran darah dan aktivitas saraf pada area yang mengalami gangguan, sehingga akan turut mengurangi pembengkakan, peradangan, dan rasa sakit yang timbul. Beberapa pilihan kompres dingin yang bisa dilakukan, antara lain:
  1. Handuk dingin.
  2. Kompres es atau gel beku.
  3. Semprotan pendingin.
  4. Pijat es.
  5. Mandi air es.
Jangan berikan kompres dingin pada otot atau sendi yang kaku. Jangan pula gunakan kompres dingin jika Anda memiliki sirkulasi darah yang tidak baik, menderita diabetes, atau gangguan saraf sensorik yang tidak mampu merasakan sensasi tertentu. Penderita gangguan sensorik mungkin tidak menyadari jika kerusakan jaringan atau cedera lain telah terjadi akibat ketidakmampuannya merasakan hawa dingin.
Terapi kompres dingin tidak disarankan untuk dilakukan pada penderita penyakit jantung atau penyakit kardiovaskular tanpa sepengetahuan dokter.
Saran Penggunaan Kompres Panas
Kompres panas dapat dilakukan untuk durasi yang lebih lama dibandingkan kompres dingin. Namun secara umum waktu yang direkomendasikan untuk melakukan kompres panas adalah 15-20 menit. Untuk menangani rasa sakit yang sedikit lebih parah atau nyeri berat, Anda bisa melakukan terapi mandi atau berendam air hangat selama 30 menit hingga maksimal dua jam.
Untuk apa saja kompres panas digunakan, simak berbagai kondisi berikut ini:
  1. Demam pada anak-anak. Gunakan air hangat atau suam-suam kuku untuk merendam handuk atau kain kompres sebelum melakukan kompres.
  2. Sendi yang kaku akibat penyakit arthritis.
  3. Sakit kepala yang disebabkan menegangnya otot leher atau rahang.
  4. Sakit otot setelah berolahraga dengan intensitas tinggi.
  5. Keram otot.
  6. Nyeri kronis, seperti pada fibromyalgia.

Hentikan kompres panas jika area yang dikompres justru menjadi semakin membengkak. Temui dokter jika kompres panas tidak juga berhasil meredakan rasa sakit maupun kondisi lain dalam kurun waktu satu minggu, atau justru bertambah parah dalam beberapa hari setelah kompres dilakukan. Pastikan suhu kompres tidak terlalu panas untuk mencegah luka bakar pada kulit.
Aturan Pakai Kompres Dingin
Kompres dingin direkomendasikan untuk penanganan cedera akut yang baru terjadi dan hanya boleh digunakan dalam waktu 48 jam (dua hari) pertama setelah Anda mengalami cedera, seperti keseleo atau memar.
Selain memar dan keseleo, kompres dingin bisa juga digunakan untuk penanganan beberapa kondisi berikut:
  1. Gigitan serangga.
  2. Gatal.
  3. Sensasi terbakar atau perih yang muncul akibat penyakit arthritis.
  4. Migrain.
  5. Tendonitis
  6. Bursitis.
Waktu pemberian kompres dingin yang disarankan adalah selama 10-15 menit, maksimal 20 menit. Kompres yang terlalu dingin atau terlalu lama dilakukan justru dapat memperlambat penyembuhan, menghambat sirkulasi darah, dan menyebabkan kerusakan kulit, saraf atau jaringan tubuh.
Hentikan kompres dingin dan hubungi dokter jika area tubuh yang dikompres makin membengkak setelah 48 jam penggunaan kompres dingin.
Apa pun jenis kompres yang Anda gunakan, baik hangat atau pun dingin, ingatlah untuk selalu meletakkan handuk atau kain di antara kulit maupun area tubuh yang cedera dengan kedua jenis kompres tersebut. Jangan meletakkan kompres secara langsung di atas kulit atau area tubuh Anda. Selalu perhatikan kondisi kulit atau area yang terkena kompres untuk menghindari risiko kulit terbakar atau rusaknya jaringan di area tersebut. Hubungi dokter jika penanganan dengan kompres menimbulkan perubahan pada kulit atau area yang dikompres, seperti memar, kulit terbakar atau melepuh, dan mati rasa.

No comments:

Post a Comment